pergolakan pikiran, perasaan, nafsu; setiap keadaan mental yang hebat atau
meluap-luap. Ada dua macam emosi yang kita kenal, yaitu: "emosi negatif" dan
"emosi positif". Untuk bisa menjalani kehidupan dengan kegembiraan, kebahagiaan
yang dinamis di sepanjang hidup Anda, maka Anda harus bisa mengatur dan
mengendalikan "emosi Anda".
Mengendalikan emosi tidak berarti Anda berhenti merasa, atau berhenti
mengekspresikan diri Anda. Ini berarti, Anda harus bisa mengenali, dan bisa
memahami; mana yang berupa "emosi positif" dan mana yang "emosi negatif".
"Emosi negatif" itu mempunyai ciri khas, yaitu membuat perasaan frustasi, putus
asa, dendam, iri hati, dengki, dan hal negatif lainnya. Sedangkan ciri "Emosi
positif" adalah selalu membuat perasaan Anda gembira, damai, sejahtera, rasa
persahabatan, dan hal positif lainnya.
Memang kalau dipikirkan adalah sangat mengherankan, jika dalam setiap
perilaku kita, peran emosi dalam pengendalian diri kita ternyata sangat besar.
Anda mau semangat atau mau frustasi, itu juga merupakan hasil kerja emosi.
Keputusan-keputusan dalam hidup kita, sebagian besar juga diambil berdasarkan
emosi. Banyak sudah bukti, bahwa manusia dalam mengambil keputusan lebih sering
didasarkan pada emosi. Penyair Inggris, Alexander Pope, yang pernah hidup 300
tahun lalu, mengatakan, "Nafsu yang memerintah, jadilah seperti keinginannya.
Nafsu yang memerintah mengalahkan nalar pikiran".
Mengingat bahwa emosi mempunyai dua sisi, "positif dan negatif"; maka
semestinya Anda bisa belajar mengatur dan mengendalikan emosi, dan bukan emosi
yang justru mengatur dan mengendalikan Anda. Anda harus selalu berusaha
memahami kedua sisi emosi Anda itu, semata-mata biar Anda bisa mengendalikannya
dengan baik.
Banyaknya kasus-kasus kekerasan di negara kita ini, juga diakibatkan oleh
mereka yang gagal dalam mengatur emosinya, sehingga mereka malah dikuasai dan
diatur oleh "emosi negatif" yang sangat kuat. Bergolaknya pertempuran dan
peperangan di belahan bumi lainnya, juga pasti diakibatkan oleh pemimpinnya
yang tidak bisa mengendalikan emosi negatifnya. Sepanjang sejarah dunia, sudah
banyak dicatat bahwa peran pengendalian emosi ini memang sangat mutlak sifatnya.
Jadi, adalah sangat penting dan mutlak sifatnya, bahwa kita, Anda dan saya
memang harus bisa mengendalikan emosi diri, terlebih lagi emosi diri yang
negatif. Intinya adalah, konsekuensi bertindak itu lebih berdasarkan emosi
daripada nalar logika; sehingga bisa mengakibatkan dua macam hasil, yaitu: bisa
mengubah kehidupan menjadi lebih baik...atau bahkan mengakhiri kehidupan
selamanya, jika konsekuensi emosi tak terkendali. Salah satu kunci "kecakapan
sosial" adalah seberapa baik atau buruk seseorang mengungkapkan perasaannya
sendiri.
Banyak contoh di negara kita ini, bagaimana bisa terjadi begitu banyak kasus
kekerasan, pembunuhan, perampokan, kasus hamil di luar nikah, kecanduan
obat-obatan berbahaya, naik motor "ugal-ugalan" di jalan raya, kasus "bonek"
sepak bola, bahkan kasus korupsi uang rakyat, dan masih sederet panjang lagi
kasus negatif yang merusak citra bangsa ini; yang dulunya lebih dikenal sebagai
bangsa cinta damai dan ramah tamah. Dan, sekarang ini dikhawatirkan akan
menjadi bangsa yang diperbudak oleh nafsu angkara, yang dikendalikan oleh
"emosi negatif". Ingatlah kalimat bijak ini, "Harapan utama suatu bangsa,
terletak pada baiknya pendidikan kaum mudanya".
Jika Anda menginginkan tetap memiliki pribadi positif dan dinamis, dengan
semangat juang dan daya juang yang tidak pernah luntur; maka Anda harus
sungguh-sungguh memahami dan menghargai "kekuatan emosi positif", untuk
kemudian belajar mengendalikannya. Emosi positif justru akan semakin mendorong
Anda ke arah sasaran-sasaran Anda, dan membantu memenanginya. Kontrol emosi
diri sangat penting bagi kesuksesan Anda. Tanpa itu, Anda bisa bertindak dengan
"membabi buta", dan tidak terarah secara benar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar